Saturday, August 10, 2013

management

Manajemen  
seluruh aktivitas bisnis dan organisasi adalah tindakan membuat orang bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan tujuan menggunakan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. Manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin atau mengarahkan, dan mengendalikan sebuah organisasi (kelompok dari satu atau lebih orang atau entitas) atau usaha untuk tujuan mencapai tujuan. Sumber Daya meliputi penyebaran dan manipulasi sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya teknologi, dan sumber daya alam.

Karena organisasi dapat dipandang sebagai sistem, manajemen juga dapat didefinisikan sebagai tindakan manusia, termasuk desain, untuk memfasilitasi produksi hasil yang berguna dari sistem. Pandangan ini membuka kesempatan untuk 'mengelola' diri sendiri, pra-syarat untuk mencoba mengelola orang lain.

Monday, August 8, 2011


Sistem manajemen kualitas Malcolm Baldridge

Bagaimanapun, keunggulan bukanlah kepandaian. Keunggulan adalah semangat yang menguasai kehidupan dan jiwa kita. Keunggulan adalah proses yang tak pernah berakhir yang memberikan kepuasan tersendiri. Keunggulan adalah hasil dari kemampuan belajar kita, kemampuan menanggapi keadaan sekeliling dalam cara-cara yang produktif.
Sistem manajemen kualitas MBPE (Malcolm Baldridge Performance Excellence) diperkenalkan dan diterapkan sebagai guideline bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang unggul atau excellence dalam era persaingan global ini.
Sistem ini pertama sekali diciptakan oleh US Congress pada tahun 1987 dibawah Public Law 100-107, sebagai penghormatan kepada Malcolm Baldridge, Commerce Department Secretary, yang meninggal dunia pada tahun 1987.
Penghargaan MBNQA (Malcolm Baldridge National Quality Award) diberikan setiap tahun kepada berbagai organisasi dan perusahaan yang diserahkan langsung oleh Presiden Amerika Serikat.
Saat ini MBNQA berada dibawah tanggungjawab the National Institute of Standards and Technology (NIST), Departemen Perdagangan AS. Paper tentang MBNQA dapat didownload gratis dari http://www.quality.nist.gov
Ada 7 kriteria yang dinilai dan dijadikan acuan dalam mengelola kinerja perusahaan, yaitu:
(1) kepemimpinan,
(2) perencanaan strategis,
(3) fokus pasar dan pelanggan,
(4) informasi dan analisis,
(5) fokus sumber daya manusia,
(6) manajemen proses, dan
(7) hasil-hasil bisnis.
Ke-tujuh kriteria MBPE tersebut sesungguhnya dibangun berlandaskan pada 11 nilai inti dan konsep. Maka, dalam kesempatan tulisan pendek ini, kita akan review sekilas nilai-nilai inti (core values) tsb.
Pertama, Visionary Leadership
Nilai ini terkait dengan bagaimana para pemimpin senior membimbing perusahaan dalam menetapkan dan menyebarluaskan nilai-nilai korporat, menentukan arah perusahaan, ekspektasi kinerja, berfokus pada pelanggan dan stakeholder yang lain, menciptakan iklim inovasi, pemberdayaan dan pembelajaran. Juga  bagaimana perusahaan menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dan social responsibility, dengan indikator misalnya akuntabilitas fiskal (internal dan eksternal), ethical behavior, tingkat kepercayaan stakeholder pada pengelolaan perusahaan, dan dukungan terhadap komunitas kunci.
Kedua, Customer-Driven Excellence.
Nilai dan kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh banyak faktor mulai dari pengalaman pembelian, kepemilikan, dan pelayanan yang diterima. Kualitas dan kinerja perusahaan karenanya akan dinilai oleh pelanggan. Oleh karena itu kita harus bertanggungjawab agar features serta karakteristik produk dan pelayanan dapat memberikan kontribusi nilai kepada pelanggan (customer value).
Karena itu bagaimana fokus kita pada pasar dan pelanggan serta pengetahuan tentang pasar dan pelanggan perlu terus ditingkatkan. Ini akan menunjukkan bagaimana kita memahami suara pasar dan pelanggan, bagaimana kita membangun hubungan untuk memperoleh, memuaskan dan mempertahankan pelanggan , menangani keluhan, serta mengembangkan kesempatan-kesempatan baru. Hal ini semua perlu secara terus menerus kita tingkatkan.
Ketiga, Organizational and Personal Learning.
Pembelajaran organisasi mencakup peningkatan terus-menerus dari pendekatan-pendekatan yang ada dan adaptasi terhadap perubahan, memimpin ke arah sasaran baru dan atau pendekatan-pendekatan baru.
Pembelajaran adalah satu-satunya jalan bagi kita untuk terus meningkatkan kompetensi. Ini akan sangat berguna untuk meningkatkan nilai kepada pelanggan, menurunkan kesalahan, cacat, dan pemborosan serta dapat mencuatkan kesempatan-kesempatan bisnis baru.
Program pembelajaran ini perlu dilekatkan kuat terhadap cara perusahaan beroperasi. Ini artinya:
(1) pembelajaran harus jadi bagian pekerjaan sehari-hari,
(2) harus dipraktekkan oleh semua orang dan  seluruh unit kerja,
(3) pembelajaran dilakukan langsung pada sumber atau akar penyebab masalah,
(4) pembelajaran berfokus pada penyebarluasan atau sharing pengetahuan di seluruh organisasi, dan
(5) pembelajaran didorong untuk dapat mempengaruhi perubahan secara signifikan agar bekerja menjadi lebih baik.
Sumber-sumber pembelajaran dapat berupa ide-ide kreatif dari karyawan, riset dan pengembangan, masukan-masukan pelanggan dan penyebarluasan praktek-praktek kerja terbaik, dan benchmarking.
Empat, Valuing Employees and Partners.
Keberhasilan perusahaan juga akan sangat bergantung pada peningkatan pengetahuan, ketrampilan, kreativitas, dan motivasi dari karyawan dan para mitra kerja.
Lima, Agility
Kesuksesan dalam meraih kemenangan dalam pasar yang hiperkompetitif ini memang memerlukan ketangkasan, yaitu sebuah kapasitas untuk mampu berubah cepat dan fleksibilitas. Hal ini jelas membutuhkan struktur organisasi yang lebih sederhana dan debirokratisasi dalam proses pengambilan keputusan, disamping juga akan amat membutuhkan karyawan yang kompeten yang memiliki ketrampilan multifungsi yang diperoleh melalui pelatihan lintas-fungsi dan terberdayakan.
Beberapa nilai yang harus terus kita perbaiki, antara lain kurangnya penghargaan kita terhadap nilai dan terhadap waktu. Ini bisa berakibat pada cara kerja kita yang kurang profesional, seperti: lambat, reaktif, tidak peduli pada efisiensi, masa bodoh, tidak mau tahu, dan semua terserah nasib.
Enam, Focus on the Future.
Ini berarti membutuhkan pemahaman tentang faktor-faktor jangka pendek dan jangka panjang yang mempengaruhi bisnis dan pasar. Visi perusahaan jelas membutuhkan orientasi yang sangat kuat pada masa depan dan keinginan memberikan komitmen jangka panjang kepada pihak-pihak kunci yang berkepentingan (stakeholder).
Tujuh, Managing for Innovation.
Perusahaan mesti dikelola dan diarahkan sedemikian rupa sehingga inovasi menjadi bagian dari kultur kerja dan terintegrasi ke dalam pekerjaan sehari-hari.
Inovasi dapat diartikan disini sebagai perubahan-perubahan bermakna untuk meningkatkan produk, pelayanan, dan proses-proses dari organisasi serta menciptakan nilai-nilai baru untuk stakeholder. Inovasi-inovasi ini akan memimpin organisasi menuju dimensi baru performance kita, dan berkaitan dengan seluruh aspek penting dari organisasi secara keseluruhan.
Delapan, Management by Fact.
Sukses tidaknya perusahaan perlu diukur dan dianalisa hasilnya, yang akan memberikan data dan informasi penting tentang proses-proses kunci, output, dan hasil-hasil bisnis. Pengukuran kinerja ini akan mencakup pelanggan, produk, dan kinerja pelayanan; pembanding-pembanding operasional, pasar, dan kinerja kompetitif; serta pemasok, karyawan, biaya dan finansial.
Sembilan, Public Responsibility and Citizenship.
Para pemimpin organisasi harus menekankan tanggungjawab mereka kepada publik dan perlu mempraktekkan perilaku sebagai warga negara yang baik. Perencanaan efektif harus mampu mencegah penyebab terjadinya masalah, memberikan tanggapan yang cepat jika terjadi masalah, dan membuat informasi menjadi selalu tersedia dan mendukung serta mempertahankan kesadaran, keselamatan dan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan.
Sepuluh, Focus on Result and Creating Value.
Pengukuran kinerja perusahaan perlu memfokuskan pada hasil-hasil kunci untuk menciptakan dan menyeimbangkan nilai bagi para stakeholder – pelanggan, karyawan, pemasok dan mitra, pemegang saham, dan masyarakat.
Sebelas, Systems Perspective.
Kriteria MBPE memberikan suatu perspektif sistem untuk pengelolaan perusahaan menuju keunggulan kinerja (performance excellence). Perspektif sistem berarti mengelola perusahaan secara keseluruhan, juga komponen-komponennya, menuju keunggulan dan kesuksesan.
Berdasarkan peninjauan secara seksama terhadap 20 perusahaan yang memiliki skor tertinggi untuk kriteria MBPE ini, diperoleh kesimpulan bahwa ada 6  faktor kunci yang sangat besar kontribusinya pada peningkatan performa atau keunggulan kinerja perusahaan, yaitu antara lain:
(1) fokus pelanggan,
(2) kepemimpinan manajemen senior,
(3) keterlibatan dan pemberdayaan karyawan,
(4) kultur perusahaan yang terbuka,
(5) pembuatan keputusan berdasarkan fakta, dan
(6) kemitraan dengan pemasok.
So, apa nih rencana unggul anda untuk lebih meningkatkan keunggulan perusahaan anda? Berapa skor MBPE perusahaan yang bisa anda tambahkan sejak sekarang?



SIKLUS TUJUAN, STRATEGI BISNIS, DAN STRATEGI MANAJEMEN MUTU SUMBER DAYA MANUSIA

Secara teoritis terdapat hubungan siklus tujuan dan strategi bisnis perusahaan dengan strategi Manajemen Mutu SDM (MMSDM). Strategi perusahaan diturunkan dalam bentuk strategi MMSDM. Program-program yang menyangkut MMSDM diarahkan pada sasaran peningkatan mutu SDM karyawan. Sebagai input, mutu SDM akan mempengaruhi kinerja karyawan dalam bentuk produktivitas kerjanya. Semakin meningkat mutu SDM karyawan semakin meningkat pula produktivitas kerjanya. Akumulasi dari produktivitas kerja karyawan yang meningkat akan mencerminkan kinerja perusahaan, misalnya dalam bentuk omset penjualan dan keuntungan yang juga meningkat. Kinerja perusahaan yang meningkat akan semakin membuka peluang pada manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan melalui peningkatan kompensasi (imbalan) berupa kenaikan upah, jaminan sosial dan peningkatan karir. Hal ini berarti bahwa perusahaan telah memenuhi tujuan atau kepentingan karyawan disamping kepentingan perusahaan. Siklus ini terus bergulir sesuai dengan ubahan strategi manajemen organisasi.
Proses pengubahan strategi manajemen suatu organisasi bersifat dinamis.  Misalnya ketika perusahaan dihadapkan pada krisis keuangan global belakangan ini. Hal ini seharusnya dicirikan oleh adanya respon suatu organisasi ketika menghadapi ubahan-ubahan eksternal, misalnya tantangan era global dengan segala turbulensinya. Dalam kasus strategi sumberdaya manusia, organisasi akan menerapkan strategi MMSDM yang harus beradaptasi dengan beragam variabel keorganisasian internal dan kebutuhan serta ekspektasi para anggotanya. Karena itu proses perubahan yang terjadi akan menyangkut dimensi kultural, struktural, dan personal.
Dari sisi kultural, suatu perusahaan akan mengubah strategi sumberdaya manusia yang selama ini bersifat rutin dan status-quo menjadi budaya pengembangan atau produktif. Intinya adalah bagaimana perusahaan mengembangkan budaya unggul di kalangan karyawan yang mampu bersaing di pasar. Perilaku produktif dikembangkan sebagai suatu sistem nilai, baik untuk individu maupun perusahaan.
Kemudian di sisi struktural dikembangkan suatu strategi manajemen kepemimpinan yang semula berorientasi hubungan atasan dan bawahan menjadi manajemen kemitraan antara atasan dan bawahan dan sebaliknya. Juga dapat terjadi pengubahan struktur organisasi yang semula gemuk menjadi ramping sesuai dengan prinsip-prinsip efektivitas dan efisiensi. Termasuk di dalamnya diharapkan fungsi MMSDM yang semula hanya dikelola oleh departemen atau divisi SDM secara bertahap untuk beberapa fungsi tertentu, misalnya pengembangan mutu karyawan dilakukan oleh departemen atau divisi lain secara terintegrasi.
Dalam hal dimensi personal, suatu perusahaan harus berorientasi pada pengembangan kebutuhan dan kepentingan karyawan disamping kebutuhan dan kepentingan perusahaan. Karyawan harus dipandang sebagai unsur investasi yang efektif dan jangan sampai terjadi beragam perlakuan yang bersifat dehumanisasi. Untuk itu peningkatan mutu karyawan menjadi hal yang pokok dan perlu dilakukan melalui kegiatan analisis masalah karyawan, komunikasi,  pelatihan, pengembangan motivasi dan kedisiplinan, penerapan manajemen kepemimpinan yang partisipatif, pengembangan keselamatan dan kesehatan kerja, manajemen perubahan, dan menjadikan perusahaan sebagai suatu organisasi pembelajaran.